Tanaman alfalfa di benua eropa dikenal dengan sebutan “Luzerning” tetapi didunia tanaman ini dijuluki the queen of forage/ratunya hijauan. Mengapa bisa disebut ratunya hijauan ? Karena tanaman ini memiliki protein dan asam amino yang lengkap.
Di eropa tanaman ini dibudidayakan didaerah subtropik. Tetapi dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, Indonesia mulai mengadakan percobaan dengan menanam alfalfa di iklim tropik. Dan hasilnya tanaman alfalfa bisa ditanam di Indonesia. Kali ini Nonatani akan membahas tentang Alfalfa.
Tanaman Alfalfa
Seperti pemaparan diawal alfalfa memiliki kandungan protein dan asam amino yang lengkap. Sehingga Medicago Sativa atau Alfalfa cocok digunakan sebagai makanan ternak seperti kelinci, kambing, dan sapi perah. Alfalfa juga berguna untuk menambah notrigen dan memperbaiki susunan tanah.
1. Asal, Sejarah dan Gambaran Tanaman Alfalfa
Tanaman alfalfa berasal dari afrika utara. Saat infasi didaerah semenanjung iberia pada tahun 711 masehi, tanaman ini dibawa oleh pasukan berkuda untuk dijadian pakan kuda mereka.
Lalu pada tahun 1500an saat Aragon berkeliling dunia tanaman ini dibawa. Kemudian dikembangkan di Benua Amerika dan Eropa yang memiliki iklim subtropik.
Sejarah mengenai tanaman ini ditandai dengan ditemukannya sisa-sisa alfalfa berusia 6000 tahun di Iran. Lalu ditemukan juga tulisan tua mengenai alfalfa yang diperkirakan berusia sekitar 1300 tahun SM dan ditemukan di Turki.
Alfalfa termasuk kedalam jenis tanaman polong-polongan dan memiliki daun bersusun 3 disetiap rantingnya. Tanaman ini juga menghasilkan bunga yang berwarna ungu dan biji berwarna kuning sebesar biji sawi.
2. Kandungan Nutrien
Alfalfa termasuk kedalam jenis tanaman semak yang sudah mulai dimanfaatkan sejak 100 tahun lebih. Di Negara Afrika Selatan alfalfa dijadikan sebagai obat herbal penyakit diabetes.
Beberapa alasan mengatakan bahwa tanaman ini kaya akan asam amino, protein, vitamin dan fitoestrogen. Berikut ini adalah tabel beberapa kandungan nutrisi tanaman alfalfa.
Kandungan | Kadar |
Protein | 4,0 Gram |
Lemak | 0,7 Gram |
Fosfor | 70 Miligram |
Energi | 23 Kkal |
Serat | 2,9 Gram |
Karbohidrat | 2,1 Gram |
Magnesium | 27 Miligram |
Tembaga | 0,2 Miligram |
Sodium | 6 Miligram |
Vit C | 8,2 Miligram |
Vit K | 30,5 Miligram |
3. Kelebihan Tanaman Alfalfa
Tanaman alfalfa memilki sifat perennial, artinya tanaman ini bisa bertahan dalam kurun waktu lama dibarengi dengan pemanenan berkali-kali dalam waktu 1 tahun.
Alfalfa juga dikenal sebagai tanaman yang mudah adaptasi dengan kondisi cuaca. Akarnya bisa mencapai panjang 4-9 meter untuk mencari nutrisi dan air, sehingga jika terjadi musim kemarau tanaman ini bisa bertahan.
Jika terjadi kemarau parah alfalfa dapat melakukan tindakan dormansi atau tidak aktif dan akan aktif kembali jika kelembaban dikira sudah sesuai.
Daftar kandungan nutrisi tanaman alfalfa menyebutkan bahwa alfalfa memiliki tingkat kandungan yang tinggi. Diantaranya adalah kandungan protein dan asam amini yang bagus untuk dijadikan makanan ternak.
Juga memiliki kandungan rendah serat sehingga memudahkan hewan ternak mencernanya. Saat ini daun dan tangkai alfalfa digunakan juga untuk pakan unggas.
Berkaitan dengan pemaparan diatas bahwa tanaman alfalfa mulai ditanam di Indonesia dengan iklim tropik. Hasilnya cukup memuaskan karena alfalfa tropik diklaim lebih unggul dari alfalfa subtropik.
Keunggulannya alfalfa tropik adalah dapat dipanen 21 hari sekali, protein lebih banyak, usia produksi lebih lama, tidak terpengaruh dengan segala jenis tanah, dan jumplah panennya bisa mencapai 15 ton/Ha.
4. Kelemahan Tanaman Alfalfa
Meskipun banyak penjelasan yang memaparkan keunggulan alfalfa tetapi disisi lain tanaman alfalfa juga memiliki kelemahan diantaranya dalam sulitnya penanaman, kebutuhan air, kebutuhan pupuk dan masih banyak lagi.
Penggunaan kapur untuk meningkatkan Ph juga perlu perhatian. Alfalfa tumbuh dengan Ph 6-7,5. Tentunya jika Ph di daerah anda kurang dari itu maka pertubuhan bisa terganggu.
Selain hal itu karena ditanam di daerah iklim tropik bisa kalah saing dengan gulma.
Alfalfa juga membutuhkn air yang cukup untuk mendapatkan kelembaban yang sesuai. Kelembaban yang harus dipenuhi yaitu sekitar 50%.
Walaupun tahan dengan musim kemarau, sebagin besar alfalfa akan mati setelah 45 hari karena kurangnya pasokan air dalam tanah.
Tetapi harus diingat juga bahwa pengairan yang berlebihan akan membuat penambahan potensi penyakit dalam suatu lahan tanam.
Alfalfa memiliki hubungan simbiosis dengan Bakteri Rhizobium yang menghasilkan pasokan yang cukup. Tetapi alfalfa malah kekurangan fosfor. Gejalanya ditandai dengan akar dan daun berubah warna menjadi biru dan sulit berkembang.
5. Cara Menanam Alfalfa
Menanam alfafa sebenernya cukup mudah jika anda rajin merawatnya. Tanaman alfalfa juga bisa ditanam dipolybag jika anda memiliki lahan yang tidak luas seperti diperkotaan.
Langkah awal siapkan benih alfalfa yang telah anda beli di toko atau distributor bibit alfalfa. Lalu siapkan media tanam berupa tanah yang dicampur dengan pupuk. Masukkan media tanam kedalam polybag dan tanam benih secara langsung.
Tunggu beberpa hari sampai muncul daun alfalfa. Menurut salah satu sumber benih alfalfa dapat tumbuh setelah 2 har tanami. Perawatan juga cukup mudah yaitu dengan pengairan dan terkena sinar matahari yang cukup.
Pengendalian hama dan gulma juga perlu dilakukan yaitu dengan pemberian herbisida terukur.
6. Harga Bibit
Berikut ini adalah beberapa harga bibit alfalfa.
Nama | Harga | Sumber |
Bibit/benih Alfalfa Sprout | Rp 31.000 | https://shopee.co.id/product/129668035/7923612343?smtt=0.0.9 |
Benih-Bibit Rumput Alfalfa | Rp12.000 | https://tokopedia.link/wnWoLiM3M9 |
100 Benih / Bibit / Biji – Rumput Alfalfa Grass ORIGINAL | Rp3.500 | https://tokopedia.link/wnWoLiM3M9 |
BIBIT ALFALFA 10 gram | Rp28.000 | https://tokopedia.link/7JRXFPS3M9
|